7 Manfaat Dahsyat Minum Air Putih Bagi Kesehatan Di Pagi Hari


Air putih adalah salah satu minuman yang segar dan dapat membuat tubuh kita segar dan sehat. Air putih juga mampu menyerap bakteri yang ada di dalam tubuh kita serta mampu untuk memulihkan tubuh kita dari kurangnya cairan dalam jangak waktu yang singkat. Tak bisa di bayangkan jika tubuh kita kurang bayak cairan di waktu yang relative lama tentu badan kita akan gemetar dan juga bisa pingsan jika di biarkan begitu saja tanpa adaa solusi untuk minum air. Berdasarkan fakta untuk seluruh oragan tubuh menusia membutuhkan cairan atau air dalam jumlah yang banyak dan sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Maka dari itu perlunya kita memimun air putih dengan teratur terutama di pagi hari.
Sahabat, tips kesehatan. Idealnya seseorang membutuhkan 8 (delapan) gelas air putih per harinya. Ini dikarenakan, banyak sekali aktivitas yang dilakukan yang dapat menguras tenaga dan cairan yang berada di dalam tubuh. Jika kebutuhan air putih tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan seseorang menjadi lebih cepat capek dan kurang produktif. Pagi hari setelah bangun dari tidur merupakan waktu yang tepat untuk mulai minum air putih tersebut. Tips kesehatan kali ini akan mengulas berbagai manfaat minum air putih di pagi hari. Berikut ini 7 manfaat dahsyat minum air putih di pagi hari :

7 Manfaat Dahsyat Minum Air Putih Bagi Kesehatan Di Pagi Hari :

1.Selalu Tampil Awet Muda.
Untuk air putih juga bisa membuat tubuh kita selalu fresh dan juga awet muda. Faktanya, minum air putih di pagi hari sangat efektif membuang dan membersihkan racun yang berada di darah melalui keringat dan urine. Sehingga tubuh akan lebih sehat dan segar sepanjang hari.
2.Peremajaan Otot Dan Sel-Sel Darah Anda.
Nah air putih juga bisa meremajakan otot dan sel darah anda. Minum air putih di pagi hari bermanfaat untuk memperbaharui organ otot serta seluruh sel darah di tubuh.
3.Penyeimbang Sistem Getah Bening.
Dan juga bisa membuat penyeimbang sistem getah bening kala anda sering minum air putih. Saat sistem getah bening dapat bekerja dengan optimal, maka tubuh akan memiliki kekuatan lebih untuk melawan infeksi yang dapat menganggu kualitas kesehatan tubuh yang anda miliki.
4.Memperlancar Buang Air Besar.
Air outih juga bisa untuk memperlancar buang air besar. Bagi seseorang yang mengalami sembelit atau susah buang air besar di pagi hari, maka sebaiknya minum air putih saat bangun tidur yang mana bertujuan untuk membantu melancarkan buang air besar tersebut.
5.Mengontrol Berat Badan Tubuh.
Air putih juga bis auntuk mengotrol berat badan tubuh yang ideal. Berat badan yang ideal merupakan impian setiap orang. Bagi anda yang ingin menyesuaikan berat badan yang proporsional, maka mulailah mencukupi kebutuhan air putih di pagi hari.
6.Miliki Usus Besar Yang Sehat.
Air putih juga bisa membuat sehat tubuh terutama untuk kesehatan usus besar. Usus besar merupakan salah satu organ di sistem pencernan kita. Dengan minum air putih di pagi hari. akan berdampak positif untuk kesehatan usus besar. Sehingga penyerapan nutrisi makanan dapat berjalan dengan baik pula.
7.Organ Ginjal Yang Lebih Sehat.
Air putih juga bisa membuat sehat organ ginjal. Mencukupi kebutuhan asupan air putih di pagi hari dapat membantu meringankan kerja organ ginjal sekaligus menjaga kesehatan organ ginjal tersebut.


PT. Essence Indonesia (International Flavors & Fragrances)

Internasional Flavor and Fragrance – PT. Essence Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan oleh Internasional Flavor and Fragrance – PT Essence Indonesia berfungsi antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan dalam  proses produksi  flavor dan fragrance sebagian  besar masih diimpor dari berbagai negara seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumer goods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui distributor. Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan PT. Essence Indonesia (IFF). Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi sebagai market leader terancam apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.
 
Penanganan Quality Qontrol di PT.Essence Indonesia
Pada praktek industri yang kami lakukan pada tanggal 15 Juli sampai 21 Desember 2013 kami akan menerangkan tentang penanganan Quality Control dibagian QC Mikrobiologi.
Ada bebrapa pengujian di bagian mikrobiologi contohnya TPC, Yeast, E.Coli, Swab test, dll. Praktek yang kami lakukan di bagian mikrobiologi dari melakukan pengambilan contoh secara aseptik dan selalu dihindari kemungkinan adanya kemungkinan kontaminasi. Menggunakan botol contoh dan peralatan pengambilan contoh dan peralatan pengambilan contoh dari beberapa tempat, yaitu ditanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi. Sampai melakukan perhitungan koloni yang terdapat pada masing-masing produk yang diujikan. Menghasilkan suatu produk yang aman untuk dikonsumsi adalah suatu kewajiban. Hal ini tidak saja guna memenuhi peraturan kesehatan dan tuntutan konsumen, tetapi juga merupakan komitmen dari semua perusahaan yang ada. Pengertian produk aman salah satunya aman dari pencemaran mikroba. Mengingat produk yang steril merupakan hal yang hampir tidak mungkin, tetapi adanya pencemaran mikroba harus tetap dibawah tingkat maksimum yang diperbolehkan untuk tujuan tertentu.

               Tes dasar adanya pencemaran mikroba umumnya terdiri dari tiga kategori yaitu TPC (Total Plate Count), E. Coli/Coliform (indikasi pencemaran dari buangan domestik/fisik), dan Yeast & Mould (Khamir & Kapang)
        Biasanya pengujian yang sering dilakukan adalah TPC, Yeast. E.Coli. Pengujian-pengujian ini dilakukan rutin setiap harinya. Hanya beberapa produk yang dilakukan pengujian yang lainya tergantung perusahaan lain yang akan mengorder produk tersebut. Biasanya pengujian yang lain adalah Salmonella.
   Salmonella adalah bakteri berbentuk batang dengan diameter 0,7 – 1,5 µm, termasuk dalam bakteri Gram – Negatif. Tidak menghasilkan spora, utamanya bersifat motile serta memiliki flagella di seluruh permukaan selnya (petrichious). Salmonella adalah salah satu bakteri yang sering kali menyebabkan penyakit yang cukup serius apabila mancemari makanan maupun minuman yang di konsumsi manusia.
   Oleh karena itu pengujian terhadap bakteri Salmonella sangat penting. Hal ini, selain untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan peraturan – peraturan keamanan pangan baik nasional maupun internasional, juga menghindari terjadinya kontaminasi makanan atau minuman oleh bakteri Salmonella, sehingga tersebarnya penyakit serius akibat Salmonella bisa dihindari sedini mungkin.
   Selain itu juga ada pengujian Allergent. Tes terhadap Allergen ( Gliadin ), terutama diperuntukkan untuk bahan mentah (Raw Material) maupun produk jadi (Finish Good) atau peralatan yang digunakan untuk produksi yang kemungkinan dapat terkontaminasi zat-zat yang bersifat Allergenic dari bahan-bahan atau produk yang berasal dari cereallia, sea food, egg, fish, dan lin-lain.
                    Contoh pengujian Total Plate Count
Pengukuran pencemaran mikroba diperuntukkan untuk semua produk dan bahan baku yang mungkin dapat digunakan oleh mikroba sebagai media pertumbuhan yang baik.
Peralatan yang digunakan adalah peralatan  umum  mikrobiologi contoh cawan petri, pipettor + tip 1 mL, botol pengencer 10 mL, Erlenmeyer, tabung reaksi, spreader.
  a.  Peralatan sterilisasi : autoclave (sterilisasi basah), dan oven (sterilisasi kering)
  b.  Inkubator, pemanas air (water bath), pembakar Bunsen, neraca analitis, dispenser pipet dan bleder.
  c.  Mikroskop, dan Colony Counter
  d.  Laminar air flow
        Lakukan pengambilan sampel secara aseptic dan selalu hindari kemungkinan adanya kontaminasi. Gunakan botol contoh dan peralatan pengambilan contoh yang baru saja disterilisasi.
        Untuk produk-produk yang sensitif mikroba misalnya emulsi, lakukan pengambilan contoh dari beberapa tempat, yaitu di tanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi.
        Tutup rapat botol contoh yang telah terisi dan segera simpan dalam refrigerator.
TPC (Total Plate Count)
a. Persiapan Larutan Pengenceran
         - Cairan Diluent (larutan pengencer-larutan garam fisiologis) – Larutan Ringer OXOID BR 52 (US-DHSS)
Larutan 1 tablet ke dalam 500 mL air suling. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
b. Pengenceran
             - Contoh Cairan
     Masukkan larutan ringer ke dalam botol atau Erlenmeyer steril, pipet 10 mL contoh dan             tambahkan 90 mL larutan ringer (pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata,                   biarkan selama 30 menit. Lakukan pengenceran secara berturut-turut untuk                                 mendapatkan           faktor pengenceran 10-2, 10-3.
          - Contoh Padatan/Tepung
     Timbang 10 g contoh ke dalam Erlenmeyer steril, dan tambahkan 90 mL larutan ringer               (pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata, biarkan selama 30 menit. Lakukan                pengenceran secara berturut-turut untuk mendapatkan faktor pengenceran 10-2, 10-3.
c.  Media Pertumbuhan dan Pembuatan
      - OXOID CM463 – Standar Plate Count Agar (Apha / American Public Healt                                  Assosiation)
      - Timbang 23.5 g media tersebut dan tambah air sebanyak 1 liter. Kemudian didihkan      sampai larut   sempurna dan disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Masukkan  ke dalam water bath.
d.   Inokulasi (pemupukan)
        -  Penanaman ini dilakukan di dalam laminar air flow
        -  Pertama siapkan sampel yang sudah ditimbang.
        -  Siapkan larutan pengenceran (ringer).
        -  Ukur sebanyak 90 mL larutan ringer dan masukkan pada erlenmeyer sampel                  (pengenceran 10-1).
         -  Aduk hingga tercampur secara sempurna
           -   Siapkan petridis dan ambil 1 mL larutan sampel (pengenceran 10-1) tadi dengan             pipetor dan masukkan ke pertridis .
           -   Lalu larutan sampel (pengenceran 10-1) diambil 1 mL lagi dan masukkan ke dalam        botol 10 mL yang sudah diisi dengan larutan ringer juga (pengenceran 10-2)
          -    Ambil 1 ml dari pengenceran 10-2 lalu masukkan ke dalam petridis.
          -  Setelah itu ambil 1 mL  lagi dari botol pengenceran 10-2 dan masukkan kedalam            botol 10 mL yang lain (pengenceran 10-3)
          -   Ambil 1 mL dari botol pengenceran 10-3 dan masukkan ke dalam petridis
          -   Lakukanlah secara duplo .
         -   Kemudian lakukanlah plating dengan cara menuangkan media ke dalam petridis ± 10                  ml
          -   Diamkan pada suhu kamar sampai media tersebut memadat.
           -   Inkubasi selama ± 48-72 jam(2-3 hari) pada suhu 32-35°C.
e.          Perhitungan koloni
Koloni di TPC diindikasikan dengan lingkaran putih tebal.Adanya titik-titik putih menyerupai awan harus di curigai sebagai TPC terutama untuk produk emulsi. Hitung banyak koloni yang ada menggunakan mikroskop atau penghitung koloni.
Pengolahan Limbah di PT. Essence Indonesia (International Flavors & Fragrances)
PT. Essence Indonesia (IFF) memiliki sebuah department yang menangani limbah tang ada di perusahaan tersebut yaitu WWTP (Waste Water Treatment Plan) atau IPLC (Instalasi Pengolahan Limbah Cair). Biasanya department tersebut menangani limbah cair.
Department ini mengolah limbah cair dengan menggunakan teori Mikrobiologi yaitu Aerob dan Anaerob.
Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :
Temperatur
Temperatur mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses anaerob, diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.
pH dan Alkalinitas
Proses aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 – 8,5. Pada reaktor aerob yang dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS), terjadi proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan tambahan bahan kimia selama BOD kurang dari 25 mg/L.
Sementara itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5. Sekurang-kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S. Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.
Semua limbah cair dari :
a. Fragrances Plant
b. Powder Plant
c. Flavor Plant
d. PBP Plant
e. Laundry & Domestic
1.         Semua buangan limbah tersebut di tampung di dalam Oil Separator Tank
Oil Separator Tank ini memiliki kapasitas 22,7 m3
2.         Setelah dari Oil Separator Tank maka limbah cair tersebut di transver ke dalam pit tank sebelum ditransver ke dalam Main Collection Tank di hitung berapa yang masuk ke dalam Main Collection Tank menggunkakan Flow Meter.
3.         Lalu di pompa menggunakan pompa atas menuju Aerator Tank 1 setiap harinya biasanya 48 m3 . Pengaturan transver dari Main Collection menuju Aerator terserah karyawan WWTP. Pada tahapan ini di lakukan airasi (udara) supaya bakteri aerob tidak mati.
4.         Kemudian di endapkan pada Sedimen Tank 1. Tahapan ini bertujuan agar lumpur yang ada dapat terpisah dengan air yang ada. Bak pengendap harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain:
a.         Bahan bangunan harus kuat terhadap tekanan atau gaya berat yang mungkin timbul dan harus tahan terhadap asam serta harus kedap air.
b.         Jumlah ruangan disarankan minimal 2 (dua) buah.
c.          Waktu tinggal (residence time) 1s/d 3 hari.
d.         Bentuk Tangki empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2 s/d 3 : 1.
e.          Lebar Bak minimal 0,75 meter dan panjang bak minimal 1,5 meter.
f.          Kedalaman air efektif 1-2 meter, tinggi ruang bebas air 0,2-0,4 meter dan tinggi ruang
g.         Untuk penyimpanan lumpur 1/3 dari kedalaman air efektif (laju produksi lumpur sekitar 0,03 – 0,04 M3/orang /tahun ).
h.         Dasar bak dapat dibuat horizontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur.
i.           Pengurasan lumpur minimal dilakukan setiap 2 – 3 tahun.
5.         Dari Sedimen Tank 1 akan di alirkan ke Aerator Tank 2 dengan metoge gravity. Di Areator Tank
6.          2 juga di lakukan airasi (udara) sama seperti di Aerator Tank 1 agar bakteri yang ada tidak mati.
7.         Jika sudah maka hasil dari Aerator Tank 2 di transver menuju Sedimen Tank 2. Di sini juga bertujuan untuk mengendapkan lumpur yang ada.
8.         Kemudian di alirkan menuju ke Flocullant Tank. Di Flocullant Tank di tambahkan zat kimia yaitu AlSO4
9.         Setelah di endapkan di Sedimen Tank 2 lalu di alirkan ke Post Sedimen Tank secara gravity maka lumpur yang masih terbawa air akan mengendap dengan sendirinya. Kemudian akan masuk ke Final Tank dan limbah selesai di olah.
Hasil limbah yang sudah di olah dari Final Tank biasanya hanya di gunakan untuk menyiram tanaman yang ada di perusahaan.

Limbah yang di olah pun harus di lakukan pengujian contoh nya pengujian COD (Chemical Oxigen Demand), pH, TDS, dll.
dan juga dilakukan pengecekan oleh pemerintah setempat BPLDH selama 3 bulan sekali.
  
refrensi : http://www.airlimbah.com/2010/08/15/pengolahan-aerob-vs-anaerob/


Zat Pengawet Makanan Yang Aman

Zat Pengawet  Makanan Yang Aman


Zat aditif makanan atau zat pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu.  Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet  maka. sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah. Jika kamu mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :

Nama zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan:
1.      Formalin :
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2.      Boraks :
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3.      Natamysin :
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4.      Kalium Asetat :
Kerusakan fungsi ginjal.
5.      Nitrit dan Nitrat :
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6.      Kalsium Benzoate :
Memicu terjadinya serangan asma.
7.      Sulfur Dioksida :
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8.      Kalsium dan Natrium propionate :
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9.      .Natrium metasulfat :
Alergi pada kulit

SEKILAS TENTANG BAHAN PENGAWET
Bahan pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan. Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh FDAdan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme (jamur).
Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain.
International Programme on Chemical Safety tidak menemukan adanya dampak terhadap kesehatan manusia dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari. Degradasi Sodium Benzoat (yang dihasilkan dalam tubuh dari garam sodium) telah dipelajari secara detail dan menunjukkan bahwa bahan-bahan ini tidak berbahaya. Sekitar 75-80% dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Batasan yang ditentukan untuk Sodium Benzoat dalam makanan bukan karena sifat racunnya, melainkan karena jumlahnya melebihi 0.1%, bahan ini dapat meninggalkan rasa tertentu di mulut.
Sementara Kalium Sorbat dikenal juga dengan nama Potassium Sorbat. Potassium sorbat adalah garam potassium dari asam sorbic yang digunakan untuk menghentikan bertumbuhnya jamur. Potassium Sorbat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti air soda, ikan asap, ikan asin, jus buah, keju, kue, margarin, mentega, minuman anggur, minuman ringan, produk buah-buahan yang difermentasi, roti, saos selada, susu, yoghurt, dan lainnya. Potassium Sorbat mempertahankan kualitas makanan dan minuman.
Fungsi BTP antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan, dan membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah, serta lebih enak di mulut. BTP juga digunakan untuk memberi warna dan aroma agar menarik dan meningkatkan kualitas pangan. Makanan yang baik dan tak mudah busuk tentu lebih menghemat biaya produksi. Pada dasarnya tidak ada larangan untuk menggunakan BTP asalkan yang dipakai memang khusus untuk makanan (food grade).
Oleh karena itu, kita perlu lebih mengenal BTP ini untuk bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang termasuk dalam kategori aman dikonsumsi.

Berikut ini adalah daftar bahan tambahan pangan yang aman menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan no.1168/Menkes/Per/X/1999 :

Pengawet makanan
* Asam benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan.
* Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan.
* Asam propionate sebanyak 3 g per 1 kg adonan (untuk roti).
* Belerang dioksida sebanyak 500 mg per 1 kg adonan.
* Asam Askorbat sebanyak 200 mg per 1 kg tepung
* Aseton Peroksida penggunaan secukupnya
* Azodikarbonamida sebanyak 45 mg 1 kg tepung
* Kalsium Stearoil-2 -laktilat lactylate
- Adonan kue 5 g/kg bahan kering adonan - Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg tepung
* Sodium Stearil Fumarat 5 g/kg tepung
* Sodium Stearoyl-2-laktilat
- Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg tepung - Wafel dan tepung campuran wafel 3 g/kg bahan kering - Adonan kue 5 g/kg bahan kering - Serabi dan tepung campuran serabi 3 g/kg bahan kering
* L – Sisteina L-Cysteine (Hidroklorida)
- Tepung 90 mg/kg - Roti dan sejenisnya secukupnya

Mengutip dari situs Badan POM, jika pengawet makanan yang telah lolos uji labrotarium ini digunakan sesuai batas yang ditentukan berarti aman kita konsumsi. Bahan pengawet yang aman dikonsumsi, antara lain jenis asam dan garam benzoat, sorbat, dan propionat, belerang dioksida dan sulfit, nitrit dan nitrat, natrium klorida, gula, asam, nisin, natamycin, subtilin, serta antioksidan BHA dan BHT.
    Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
   Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
   Tentu saja, ada bahan tambahan yang dilarang dipakai untuk pangan. Bahan kimia yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya dalam pangan, yaitu asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Seguidores

Dilihat

My Blog List

Postagens populares

Blogger news

Pages

Blogroll

Blogger templates

Pages - Menu

Postagens populares